analisis kasus dari teori frustasi
A.
Teori .
Frustasi
merupakan suatu keadaan ketegangan yang tak menyenangkan, dipenuhi perasaan dan
aktivitas simpatetis yang semakin meninggi yang disebabkan oleh rintangan dan
hambatan.Frustrasi dapat berasal dari dalam (internal)
atau dari luar diri (eksternal) seseorang yang mengalaminya. Sumber yang
berasal dari dalam termasuk kekurangan diri sendiri seperti kurangnya rasa percaya diri atau ketakutan pada
situasi sosial
yang menghalangi pencapaian tujuan.
Penyebab
eksternal dari frustrasi mencakup kondisi-kondisi di luar diri seperti jalan
yang macet, tidak punya uang, atau tidak kunjung mendapatkan jodoh. Dalam hal hambatan, ada beberapa macam hambatan yang
biasanya dihadapi oleh individu seperti :
-
Hambatan fisik : kemiskinan, kekurangan gizi, bencana alam dan
sebagainya.
-
Hambatan social : kondisi perekonomian yang tidak bagus, persaingan
hidup yang keras, perubahan tidak pasti berbagai aspek kehidupan.
-
Hambatan pribadi : keterbatasan-keterbatasan pribadi individu dalam
bentuk cacat fisik atau penampilan fisik yang kurang menarik bisa menjadi
pemicu frustasi dan stres pada individu.
Frustasi
bisa memunculkan reaksi frustasi tertentu yang sifatnya bisa negatif dan
positif.
Ø
Reaksi-reaksi Frustasi yang sifatnya Positif
1. Mobilitas dan penambahan aktifitas
Misalnya karena mendapat rintangan dalam usahanya,
maka terjadilah pemanggilan rangsangan untuk memperbesar energy, potensi,
kapasitas, sarana, keuletan dan keberanian untuk mengatasi semua kesulitan.
2. Besinnung (berfikir secara mendalam disertai wawasan
jernih)
Setiap frustasi memang memberikan masalah, maka dari
itu kejadian ini memaksa orang untuk melihat realitas dengan mengambil satu
jarak untuk berfikir lebih objektif dan lebih mendalam agar dapat mencari jalan
atau alternative penyelesaian lain.
3. Regignation (tawakal, pasrah pada Tuhan)
Menerima situasi dan kesulitan yang dihadapi dengan sikap
yang rasional dan sikap ilmiah.
4. Membuat dinamika nyata suatu kebutuhan
Kebutuhan-kebutuhan bisa mengalami lenyap dengan
sendirinya, karena sudah tidak diperlukan oleh seseorang dan sudah tidak sesuai
lagi dengan kecenderungan serta aspirasi pribadi.
5. Kompensasi atau subtitusi dari tujuan
Kompensasi adalah usaha untuk mengimbangi kegagalan
dan kekalahan dalam satu bidang, tapi sukses dan menang di bidang lainnya.
6. Sublimasi
Yaitu usaha untuk mengganti kecenderungan egoistic,
nafsu seks animalistic, dorongan-dorongan biologis primitive dan aspirasi
sosial yang tidak sehat dalam bentuk tingkah laku terpuji.
Ø
Reaksi-reaksi Frustasi yang sifatnya Negatif
1. Agresi
Yaitu kemarahan yang meluap-luap dan mengadakan
penyerangan kasar karena seseorang mengalami kegagalan.
2. Regresi
Yaitu kembalinya individu pada pola-pola primitive dan
kekanak-kanakan.
3. Fixatie
Merupakan suatu respon individu yang selalu melakukan
sesuatu yang bentuknya stereotype, yaitu selalu memakai cara yang sama.
4. Pendesakan dan komplek-komplek terdesak
Karena didesak oleh keadaan yang tidak sadar maka
terjadilah komplek-komplek terdesak yang sering mengganggu ketenangan batin
yang berupa mimpi-mimpi yang menakutkan, halusinasi, delusi, ilusi, salah baca,
dll.
5. Rasionalisme
Adalah cara untuk menolong diri secara tidak wajar
atau taktik pembenaran diri dengan jalan membuat sesuatu yang tidak rasional dengan tidak menyenangkan.
6. Proyeksi
Proyeksi adalah usaha melemparkan atau memproyeksikan
kelemahan sikap-sikap diri yang negatif pada orang lain.
7. Tehnik anggur masam
Usaha memberikan atribut yang jelek atau negatif pada
tujuan yang tidak bisa dicapainya.
8. Tehnik jeruk manis
Adalah usaha memberikan atribut-atribut yang bagus dan
unggul pada semua kegagalan, kelemahan dan kekurangan sendiri.
9. Identifikasi
Adalah usaha menyamakan diri sendiri dengan orang
lain. Semua itu bertujuan untuk memberikan keputusan semu pada dirinya.
10.
Narsisme
Adalah perasaan superior, merasa dirinya penting dan
disertai dengan cinta diti yang patologis dan berlebih-lebihan.Orang ini sangat
egoistis dan tidak pernah peduli dengan dunia luar.
11.
Autisme
Ialah gejala menutup diri secara total dari dunia
nyata dan tidak mau berkomunikasi lagi dengan dunia luar yang dianggap kotor
dan jahat, penuh kepalsuan dan mengandung bahaya yang mengerikan.
B. Analisis
Kasus.
1.
Pria Ini Bunuh Diri karena Frustasi
PEKANBARU- Tim SAR
berhasil mengevakuasi jenazah Ahmad Afandi (25) di tepian Sungai Siak,
Pekanbaru, Riau. Korban diduga bunuh diri dengan terjun ke sungai karena
frustasi tidak bisa melanjutkan pendidikan Strata 2 (S2).
Penemuan jenazah
pemuda yang baru lulus sarjana oleh tim SAR itu dibantu masyarakat sekira pukul
10.00 WIB. Jenazah ditemukan di dekat jembatan Siak III Pekanbaru atau sekira 3
kilometer dari lokasi terjunnya Afandi di Sungai terdalam di Indonesia itu.
"Korban
ditemukan oleh warga tersangkut kapal dengan posisi telungkup," kata
Kapolsek Sektor Kawasan Pelabuhan Pekanbaru, AKP Hermawi, kepada Okezone,
Rabu (6/3/2013) di lokasi.
Kapolsek mengatakan
bahwa korban terjun ke Sungai Siak pada Minggu, 3 Maret 2013 sekira pukul
20.00 WIB.
Setelah ditemukan,
tim SAR bersama pihak Kepolisian langsung mengevakuasi korban. Selanjutkan
korban dibawa ke rumah duka di Perumahan Putri Tujuh,Panam Pekanbaru.
"Motif
sesungguhnya mengapa korban nekat terjun masih kita selidiki," imbuhnya.
Analisis:
-
Korban
melakukan bunuh diri karena keinginannya untuk melanjutkan ke strata 2 tidak
tercapai.
-
Karena
keinginannya yang tidak tercapai sehingga dia frustasi.
-
Karene
kefrustasianya tersebut, menyebabkan fungsi kognitifnya terganggu.
-
Sehingga
timbullah reaksi tindakan negatif dalam bentuk agresi yang sudah tidak
memikirkan harga dirinya lagi.
-
Bentuk
tindakan agresinya adalah dengan melakukan tindakan sadistik terhadap dirinya
sendiri dengan cara menjatuhkan dirinya sendiri ke sungai.
2.
Tak Kuat Hadapi Persoalan, Wanita Paro Baya Gantung Diri
di Dapur
Rabu, 20 Maret 2013 18:25:40 WIB
Reporter : Temmy P.
Reporter : Temmy P.
Sumenep
(beritajatim.com) - Maisyaroh (50), warga Dusun Gunung, Desa Tamansare,
Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, ditemukan tewas gantung diri dengan
seutas tali di dapurnya. Korban pertama kali ditemukan Rukiyah (35), anak
korban.
"Tetangga-tetangga
kaget mendengar Rukiyah tiba-tiba menjerit keras dan terjatuh pingsan. Ternyata
Rukiyah kaget mendapati ibunya sudah mati gantung diri di dapur," kata
Purammi (54), tetangga korban.
Ia mengaku tidak tahu
persis mengapa Maisyaroh nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Namun
diduga kuat, Maisyaroh tengah menghadapi persoalan pribadi yang berat, dan tak
kuat menanggungnya. "Sudah tiga bulan ini, Maisyaroh jarang berkumpul
dengan tetangga. Padahal biasanya dia aktif kalau ada kegiatan-kegiatan di
kampung. Bahkan dia memilih tinggal di sendirian tengah sawah dan berpisah dari
anak-anaknya. Mungkin dia punya persoalan berat, terus gak kuat menanggungnya,
sehingga memilih bunuh diri," katanya.
Sementara Kepala Desa
Tamansare, Herniyati menceritakan, seminggu lalu korban sempat berupaya
bunuh diri dengan cara melompat ke dalam sumur di belakang rumahnya. Namun
karena kondisi sumur airnya penuh, aksi korban tidak sampai merenggut nyawanya.
Ia hanya mengalami luka ringan. "Mungkin karena upaya bunuh diri yang
pertama itu gagal, korban berusaha mencari cara lain untuk mengakhir hidupnya,
yakni dengan gantung diri," tuturnya.
Kapolsek Dungkek, Edi
Hariyanto mengungkapkan, setelah menerima laporan warga, pihaknya langsung
menuju ke tempat kejadian perkara (TKP). "Hasil olah TKP, tidak ditemukan
tanda-tanda kekerasan maupun penganiayaan di tubuh korban. Jadi korban
dipastikan murni meninggal karena gantung diri. Namun keluarga korban menolak
korban diotopsi karena sudah mengikhlaskan dan menganggap ini sebagai musibah.
Keluarga korban memilih langsung memakamkan jenazah korban," terangnya.
Analisi:
-
Korban
melakukan bunuh diri karena Tak kuat mengadapi permasalahan keluarga
-
Karena
keinginannya yang tidak tercapai sehingga dia frustasi.
-
Karene
kefrustasianya tersebut, menyebabkan fungsi kognitifnnya terganggu.
-
Sehingga
timbullah reaksi tindakan negatif dalam bentuk agresi dan dia sudah tidak
memikirkan harga dirinya lagi.
-
Bentuk
tindakan agresinya adalah dengan melakukan tindakan sadistik terhadap dirinya
sendiri dengan cara menggantung diri, yang mengakibatkan kematian.
3.
Bunuh Diri Ke Empat Baru Berhasil
Sabtu, 16 Maret 2013 13:22
|
MALANG – Kasus
bunuh diri dengan minum racun, yang dilakukan Bowo Hadi Purnomo, 40 tahun
dengan mengajak anak angkatnya Sofi Salsabila, 5 tahun, masih meninggalkan
banyak cerita. Pria yang bekerja sebagai sopir angkot Karangploso – Arjosari
(KA) ini, ternyata tidak hanya sekali itu melakukan usaha bunuh diri. Sudah
empat kali, dia melakukan hal yang sama. Tapi baru berhasil Jumat (15/3) sore
kemarin.
Itu terungkap dari
pengakuan Fitri Susilowati, mantan istrinya sekaligus ibu angkat Salsa,
panggilan akrab Sofi Salsabila. Kepada Malang Post, wanita 35 tahun yang
kemarin ditemui di rumahnya di Jalan Teluk Cenderawasih Malang ini
mengatakan, mantan suaminya itu sudah sering mencoba bunuh diri.
‘’Seingat saya
sudah empat kali ini, dia (Bowo Hadi Purnomo, Red.) berusaha bunuh diri. Tiga
kali sebelumnya, tidak pernah mengajak Salsa. Baru kemarin itu, kok sampai
mengajak anaknya dan berhasil,’’ tutur Susi, sapaan Fitri Susilowati.
Tiga kali usaha
percobaan bunuh diri yang dikenang Susi, pertama dilakukan saat Susi dan Bowo
baru dua tahun menikah, pada 2002 lalu. Saat itu, karena cekcok mulut, Bowo
mencoba makan obat nyamuk bakar. Usahanya saat itu gagal. Obat itu tidak
terlalu bereaksi.
Kedua, saat proses cerai 2009 lalu. Bowo yang tidak mau dicerai, mencoba bunuh diri dengan menyayat urat nadi tangannya. ‘’Tetapi saat itu bukan urat nadinya yang teriris, melainkan kulit dan daging tangannya,’’ kata Susi.
Kemudian ketiga
kalinya juga pada 2009 lalu, di belakang warung tempat Susi bekerja di Terminal
Arjosari. Saat itu malam hari, sekitar pukul 22.00, Bowo mencoba bunuh diri
dengan menenggak cairan obat nyamuk. Meski sempat sekarat, saat itu nyawanya
sempat tertolong karena cepat diketahui warga yang kemudian dibawa Puskesmas.
‘’Dan keempatnya baru berhasil kemarin itu. Dia melakukan itu karena mau minta rujuk sama saya mas,’’ ujarnya.
‘’Saya sendiri juga
tidak mengira kalau dia bunuh diri dengan mengajak Salsa. Biasanya Salsa
memang sering diajak main oleh ayahnya. Kalau tidak ke rumahnya di Dampit
atau tempat kontrakannya, kadang juga diajak narik angkot,’’ sebut Susi.
Jumat kemarin,
tambahanya, dia mengira Salsa diajak narik angkot. Karena setelah minta rujuk
ditolak, Bowo mengatakan kalau tidak mau rujuk, dia akan ‘budal’ bersama
Salsa.
‘’Anggapan saya
budal itu pergi ke Dampit. Tidak tahunya malah bunuh diri,’’ jelas Susi
dengan mata berkaca-kaca.
Disinggung tentang
alasan tidak mau rujuk sendiri, Susi mengaku kalau dirinya trauma dengan
kejadian sebelumnya. Menurutnya dia bercerai dengan Bowo pada 2009 lalu itu,
alasannya karena selain masalah ekonomi juga karena Bowo saat itu ketahuan
selingkuh dengan wanita lain.
‘’Alasan lain
karena saya juga sering dipukul pada saat proses cerai itu. Bahkan saya
sempat melaporkannya ke Polres Malang Kota, tetapi saat itu Bowo hanya
dikenakan wajib lapor,’’ paparnya.
Sembari meratapi foto Salsa dalam ponselnya, Susi mengatakan kalau dirinya juga kerap diancam akan dibunuh oleh Bowo, karena dia diajak rujuk tidak mau. Akibat ancaman itu, Susi mengaku sempat was-was dan tidak tenang ketika berangkat kerja.
Dengan kematian
Salsa sendiri, tidak hanya Susi yang kehilangan tetapi keluarga besarnya juga
mengaku sangat kehilangannya. ‘’Dulu saat diangkat anak, Salsa ini kondisinya
sakit karena kurang gizi. Namun sekarang sudah sehat dan lucu, malah pergi
selama-lamanya. Kami merasa sangat kehilangan dia. Sebetulnya kami juga ingin
Salsa dimakamkan di daerah sini. Tapi kami tak kuasa,’’ ungkap salah satu
kerabat Susi.
Sementara itu,
polisi sendiri masih belum bisa menyimpulkan apa jenis racun yang diminum
oleh kedua korban. Dari hasil otopsi sementara, berdasarkan keterangan
petugas forensik, secara kasat mata dimungkinkan racun itu adalah potas.
‘’Dugaan potas itu
karena dari baunya. Namun untuk memastikan jenis racunnya apa, masih harus
menunggul tes dari labfor,’’ tutur Kanitreskrim Polsekta Blimbing, AKP Nanang
Widodo.
Mantan Kanitreskrim Polsekta Klojen ini menambahkan, kedua jenazah korban usai diotopsi kemarin langsung dibawa pulang ke rumah orangtua Bowo di Dusun Sekarbanyu, Desa Sumbersuruh, Sumbermanjing Wetan untuk dimakamkan. Itu sesuai atas permintaan korban di surat wasiatnya. ‘’Proses otopsinya sendiri kemarin sempat berjalan alot. Beberapa keluarga korban sempat menolak. Sedangkan kami sendiri, untuk memastikan penyebab kematiannya, harus dilakukan otopsi. Setelah saya beri penjelasan, akhirnya baru mau dilakukan otopsi,’’ jelasnya. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Bowo Hadi Purnomo dan anak angkatnya, Sofi Salsabila, ditemukan tergeletak tak bernyawa di salah satu tanah kosong Jalan Raden Intan, Jumat sore. Mereka diduga bunuh diri dengan minum sebotol minuman merek Fruitea bercampur potas. Barang bukti itu ditemukan petugas Polsekta Blimbing dan Satreskrim Polres Malang Kota yang datang ke lokasi. (agp/avi)
Analisis:
-
Korban
melakukan bunuh diri karena keinginannya untuk rujuk kembali dengan mantan
istrinya tidak tercapai.
-
Karena
keinginannya yang tidak tercapai sehingga dia frustasi.
-
Karene
kefrustasianya tersebut, menyebabkan fungsi kognitifnnya terganggu.
-
Sehingga
timbullah reaksi tindakan negatif dalam bentuk agresi dan dia sudah tidak
memikirkan harga dirinya lagi.
-
Bentuk
tindakan agresinya adalah dengan melakukan tindakan sadistik terhadap dirinya
sendiri dengan cara menenggak racun (potas) bahkan dengan mengajak anaknya
yang masih berusia lima tahun.
|
4.
Frustasi, Ibu Muda Ditemukan Tewas Gantung Diri
BANYUMAS, suaramerdeka.com - Diduga terbelit masalah
keluarga, Tri Fatmawati (25) warga Grumbul Kaligesur Rt 08 RW 03, Desa
Tinggarjaya Kecamatan Jatilawang ditemukan tewas gantung diri di rumahnya,
Kamis (28/2).
Korban ditemukan tergantung di depan dipan dengan
menggunakan tali bedong bayi di kamar tidurnya, sekitar pukul 08.00. Aksi nekat
korban tersebut diduga dilakukan saat ibu korban, Khotini (60) sedang mencuci
di kamar mandi.
Usai mencuci, Khotini kemudian memanggil korban. Karena
tak kunjung mendapatkan jawaban dan mendapati pintu kamar terkunci, Khotini
akhirnya mendobrak pintu. Melihat anaknya dalam kondisi tergantung, Khotinipun
berteriak histeris. Tetanggapun akhirnya berdatangan.
Personel TNI dari Korami 21/Jatilawang yang juga Babinsa
Desa Tinggarjaya, Sartam mengatakan, korban sempat akan dievakuasi oleh pihak
keluarga. Pasalnya ibunya yakin, korban masih bisa diselamatkan. "Namun
ternyata korban telah dalam kondisi meninggal dunia," jelasnya.
Mendapati laporan dari warga, jajaran Muspika Jatilawang
langsung datang ke lokasi kejadian bersama tim medis dari Puskesmas Jatilawang.
Dari pemeriksaan medis yang dilakukan petugas tidak
ditemukan tanda-tanda penganiayaan dan korban meninggal murni karena gantung
diri. Oleh keluarga, kerabat dan tetangga, Kamis (28/2) siang, korban
dimakamkan di TPU desa setempat.
Mengutip keterangan dari pihak keluarga dan tetangga,
Sartam menuturkan, korban tewas diketahui mempunyai suami yang berasal dari
Jakarta. Pernikahan antar keduanyapun baru dilakukan secara hukum agama. Korban
diketahui berada di Jakarta sampai hamil lima bulan.
Mendengar anaknya hamil, orang tua korban akhirnya
menyusul ke Jakarta dan mengajak korban kembali ke Jatilawang sampai
melahirkan. Saat anak korban sampai berumur 2,5 bulan, korban diketahui akan
menyusul suami ke Jakarta, tetapi dari pihak keluarga melarangnya.
"Korban memang sudah diketahui tiga kali akan kabur
ke Jakarta, tetapi gagal karena ketahuan oleh keluarga. Mungkin karena kesal
dan frustasi, akhirnya korban melakukan aksi nekat ini. Selama ini korban
dikenal sehat," jelas Sartam.
Analisis:
-
Korban
melakukan bunuh diri karena keinginannya untuk pergi ke jakarta guna menyusul
suaminya tidak tercapai.
-
Karena
keinginannya yang tidak tercapai sehingga dia frustasi.
-
Karene
kefrustasianya tersebut, menyebabkan fungsi kognitifnnya terganggu.
-
Sehingga
timbullah reaksi tindakan negatif dalam bentuk agresi dan dia sudah tidak
memikirkan harga dirinya lagi.
-
Bentuk
tindakan agresinya adalah dengan melakukan tindakan sadistik terhadap dirinya
sendiri dengan cara menggantung diri, yang mengakibatkan kematian.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda