Selasa, 03 Juli 2012

Tradisi Sedekah Bumi di Dusun Kalongan Desa Lawak Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG MASALAH.
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita akan menemukan banyakk sekali ragam bentuk kebudayaan dan bentuk upacara adat. Khususnya di Indonesia. Indonesia  merupakan negara dengan banyak sekali budaya dan adat di dalamnya, kerena luas wilayah dan dengan terpisah berpulau-pulau. Dan itulah salah satu harta kekayaan Indonesia. Sehingga sangat di sayangkan apa bila kita tidak benar-benar memahami  kebudayaan kita sendiri. Oleh karena itu perlu di adakan penelitian ataupun observasi guna mengetahui lebih dalam kan kebudyaan itu.
Penulis mengambil salah satu dari ratusan atau bahkan ribuan budaya yang ada di Indonesia untuk di kaji lebih dalam. Kebudayan tersebut adalah kebudayaan sedekah bumi. Dimana sedekah bumi itu sendiri mungkin sudh tidak asing lagi di telinga kita, khususnya sebagian besar masyarakat Jawa yang selalu melakukanya setiap satu tahun sekali untuk pesta panen.
I.2. RUMUSAN MASALAH.
1.      Apakah Sedekah Bumi itu?
2.      Bagaimanakah sejarah Sedekah itu bisa ada?
3.      Bagaimanakah proses pelaksanaan sedekah bumi?
4.      Kapan Sedekah Bumi itu dilaksanakan?
5.      Siapa pelaku dalam Sedekah Bumi?
I.3. TUJUAN OBSERVASI.
1.      Mengetahui Sedekah Bumi
2.      Mengetahui sejarah tentang adanya Sedekah Bumi
3.      Mengetahui proses dan bentuk pelaksanaan Sedekah Bumi
4.      Mengetahui waktu dilaksanakannya Sedekah bumi
5.      Mengetahui siapa saja yang menjadi pelaku dalam Sedekah Bumi.

BAB II
KAJIAN TEORI
II. 1. Definisi Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan adalah culture, berasal dari kata culere (bahasa yunani) yang berarti mengerjakan tanah dengan mengerjakan tanah, manusia telah berbudi daya mengerjakan tanah untuk memenuhi kenutuhan pangan mereka.
Dalam menentukan definisi budaya sangatlah sukar. Berikut, adalah dua pendapat  dari budayawan.
a)      Ki Hajar Dewantara
kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia. Hasil perjuangan manusia tehadapm dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat)yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
b)     Malinowski
Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai system kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan ini menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya, maka timbul kebudayaan yang berupa perlindungan yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti lembaga kemasyarakatan.

II. 2. Unsur -unsur Kebudayaan
Menurut Klukchohn ada tujuh unsure dalam kebudayaan universal, yaitu system religi dan upacara keagamaan, system organisasi kemasyrakatan, system pengetahuan, system mata pencaharian hidup, system teknologi dan peralatan, bahsa, serta kesenian.
a)      Sistem religi dan upacara keagamaan merupakan produk manusia sebagai homo religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar (supranatural) yang dapat “menghitam – putihkan” kehidupanya.
b)      System organisasi kemasyarakatan merupakan produk daari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun, dengan akalnya manusia membentuk kekuatan dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraaan hidupnya. Dalam system tradisional, system gotong royong seperti yang ada di Indonesia merupakan contoh yang khas.sedangkan pad masyarakat modern tingkatannya sudah dalam tingkat negara bahkan dalam tingkat antar bangsa.
c)      System pengetahuan merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari hasil pemikiran sendiri, di samping itu juga bisa diperoleh dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah dia peroleh, kemudian menyampaikanya kepada orang lain dengan bahasa menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Terlebih apabila pengetahuan itu dapat di bukukan, maka dapat di turunkan dari generasi kegenerasi berikutnya.
d)     System mata pencahariaan hidup yang merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum meningkat. Dalam tingkat sebagai food gathering , kehidupan manusia memang sama dengan binatang. Tetapi, dalam tingkat food producing terjadi kemajuan yang sangat pesat. Setelah bercocok tanam, kemudian beternak, lalu mengusahakan kerajinan, berdagang, manusia makin dapat mencukupi kebutuhannya yang terus meningkat (rising demands) yang kadang – kadang cenderung serakah.
e)      System teknologi dan peralatan merupakan produksi manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan juga dibantu oleh tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan dan sekaligus mempergunakan suatu alat. Dengan alat ciptaanya itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
f)       Bahasa merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahsa manusia pada mulanya di wujudkn dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian disempurnakan ke dalam bentuk bahasa lisan, dan ahirnya dalam bentuk tulisan. Ernest Casiries menyebut manusia sebagai animals symbolic. Bahasa – bahsa yang tlah maju memiliki kekayaan kata (causa kata) yang besar jumlahnya sehingga makin komunikatif.
g)      Kesenian merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuha fisiknya, maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya. Manusia semata – mata tidak hanya memenuhi kebutuhan perut saja,  tetapi mereka perlu juga pandangan mata yang indah serta suara yang merdu. Semuanya itu dapat dipenuhi melalui kesenian.

II. 3. Wujud Kebudayaan
Koentjaraningrat dalam karyannya kebudayaan, mentalitet, dan pembangunan menyebutkan bahwa paling sedikit ada tiga wujud kebudayaan, yaitu:
a)      Sebagai suatu kompleks dari ide – ide, gagasan, nilai – nilai, norma – norma, peraturan, dan sebagainya;
b)      Sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat;
c)      Sebagai benda – benda hasil karya manusia.
Wujud dan ide adalah kebudayaan rohaniah, yaitu yang memiliki cirri hanya apat dirasakan, tetapi tidak dapt dilihat dan diraba. Contohnya adalah adat istiadat dan ilmu pengetahuan. Aktivitas kemampauan memiliki sifat dapat dirasakan dan dilihat, tetapi tidak dapat diraba, contohnya adalah gotong royong, sedangkan benda-benda yang bersifat dapat dilihat, dirasa, dan diraba, contohnya adalah meja dan kursi.

II. 4. Sifat-sifat Kebudayaan
Selain memiliki unsure dan wujud, kebudayaan juga memiliki sifat. Sifat-sifat kebudayaan sangat banyak, bila kita melihat kebudayaan kita yang beraneka ragam. Secara umum, akan di kemukakan tujuh sifat kebudayaan, yaitu:
a)      Kebudayaan beraneka ragam
Keaneka ragaman kebudayaan antara lain karena manusia tidak memiliki struktur anatomi secara khusus pada tubuhnya sehingga harus menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Sehingga, kebudayaan yang diciptakan pun harus disesuaikan dengan kebutuhan hidupnya.
b)     Kebudayaan dapat diteruskan secara social dengan pelajaran
Penerusan kebudayaan dapat dilakukan secara horizontal dan vertical. Penerusan secara horizontal dilakukan terhadap satu generasi dan biasanya secara lisan, sedangkan penerusan vertical dilakukan antar generasi dengan cara melalui tulisa. Dengan daya ingat yang tinggi, manusia mampu menyimpan pengalaman sendiri maupun yang diperoleh dari orang lain.
c)      Kebudayaan dijabarkan dalam komponen-komponen biologi, psikologi, dan sosiologi
Secara biologis manusia memiliki sifat-sifat yang diturunkan oleh orang tuanya (hereditas) yang diperoleh sewaktu dalam kandungan sebagai kodrat pertama (primary nature). Bersamaan dengan itu manusia juga memiliki sifat-sifat psikologi yang sebagian diperolehnya dari orang tuanya sebagai dasar atau pembawaan. Setelah seorang bayi seorang bayi dilahirkan san berkembang menjadi anak dalam alam kedua (secondary nature).
d)     Kebudayaan memiliki struktur
Cultural universal yang telah dikemukakan, unsure-unsurnya dapat di bagi dalam bagian-bagian kecil yang disebut traits complex, lalu terbagi lagi dalam traits, dan terbagi lagi dalam items, misalnya system ekonomi dapat dibagi antara lain menjadi bertani.
e)      Kebudayaan memiliki nilai
Nilai kebudayaan (cultural value) adalah relative, bergantung pada siapa yang memberikan nilai, dan alat pengukur apa yang dipergunakan. Bangsa timur misalnya, cenderung mempergunkan ukuran ukuran rohani sebagai alat penilaianya, sedangkan bangsa barat dengan ukuran materi.
f)       Kebudayaan memiliki sifat statis dan dinamis.
Kebudayaan dikatakan statis apabila suatu kebudayaan sangat sedikit perubahanya dalam tempo yang lama. Sebaliknya jika kebudayaan cepat berubah dalam tempo singkat dikatakan kebudayaan itu dinamis.
g)      Kebudayaan dapat dibagi dalam bermacam-macam bidang atau aspek
Ada kebudayaan yang sifatnya rihani dan ada yang sifatnya kebendaan, ada kebudayaan darat dan kebudyaan maritime. Semua tergantung pada siapa yang mau membedakanya dan untuk apa itu di lakukan.

 II. 5. Budaya Daerah
Indonesia terkenal sebagai bangsa yang memiliki budaya majemuk. Wilayah Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau. Wilayah Indonesia memiliki sekitar 13.667 pulau. Hal tersebut menyebabkan penduduknya terletak terpencar-pencar, dengan menempati pulau-pulau yang berbeda.bahkan bagi yang berada dalam stu pulaupun masih memiliki perbedaan-perbedaan, karena wilayah mereka masih terpisah oleh, gunung, sungai, dan teluk.
Daerah budaya merupakan suatu wilayah yang memilikisuatu budaya yang khasyang membedakanya dengan daerah lain, dan suatu daerah budaya tidaklah sama dengan daerah pemerintahan. Misalnya daerah tingkat I Sumatra Utara yang merupakan satu wilayah pemerintahan proponsi. Jika dilihat dari budayanya, maka akan kita temui daerah melayu, tapanuli, dan nias.

II. 6. Masyrakat Jawa
Orang jawa adalah orang yang mendiami bagian tengah dan timur pulau jawa dan memakai bahsa jawa sebagai bahasa ibu. Berdasarkan golongan sosialnya orang jawa di bedakan menjadi dua golongan. Pertama, wong cilik (orang kecil), yang terdiri dari para petani atau mereka yang berpendapatan rendah. Kedua, priyayi, yang terdiri dari para pegawai, intelektual, dan kaum ningrat.sedangkan pengelompokan berdasarka agama, akan kita temukan golongan jawa kejawen dan golongan santri.
Pandangan hidup jawa bukan agama, tetapi suatu pandangan hidup dalam arti luas, yang meliputi pandangan terhadap tuhan dan alam semesta ciptaannya beserta posisi dan peranan manusia di dalamnya. Ini meliputi pula pandanga terhadap kebudayaan manusia beserta agama-agama yang ada. Pandangan hidup orang jawa ini bertumpu pada ajaran Empu Tantular lewat kalimat kakawin sutasoma.
Kebudayaan jawa sebagai subkultur kebudayaan nasional Indonesia, telah mengakar bertahun-tahun menjadi pandangan hidup dan sikap hidup orang jawa. Sikap hidup masyarakat jawa, memiliki identitas dan karakter yang menonjol yang dilandasi dengan nasihat-nasihat nenek moyang sampai turun temurun, hormat pada sesame serta sebagai perlambang dalam unkapan jawa, menjadi jiwa seni dan budaya jawa.

II. 7. Tradisi Sedekah Bumi di Jawa
Sedekah bumi merupakan salah satu tradisi masyarakat jawa yang hingga sekaran masih terjaga dan sudah menjadi sebuah rutinitan tahunan, setelah panen. Trsdisisi sedekah bumi, merupakan sebuah tradisi yang sudah dilakukan oleh masyarakat jawa secara tusru temurun dari nenek moyang mereka. Sedekah bumi ini biasanya dilakukan oleh masyarakat pedesaan yang biasanya berpenghasilan sebagai petani dan masyarakat pesisir yang mayoritas masyarakatnya bergantung pada hasil nelayan mereka.
Selain sebagai acara tahunan, sedekah bumi ini di gelar sebagai bentuk syukur kepada tuhan yang telah memberikan hasil panen yang mlimpah. Selain sebagai bentuk syukur, sedekah bumi juga merupakan sebuah doa supaya di jauhkan dari bala petaka.
Dalam melakukan sedekah bumi, masyarakat menyediakan sesaji dari hasil panen mereka. Bentuk sesaji yang di berikan bermacam-macam sesuai dengan aturan adat masing-masing desa atau tempat mereka. Boleh dalam bentuk, sayur, buah, atau hewan ternak. Semua hasil panen tersebut biasanya di sajikan dalam bentuk tumpeng. Kemudian tumpeng tersebut di bawa ke tempat berkumpulnya masyarakat dalam melaksanakan sedekah bumi baik itu di masji, di sawah, balai desa, tergantung dengan kesepakatan masyarakat setempat. Yang kemudian setelah berkumpul tumpeng-tummpeng tersebut di bacakan doa.
Karena sedekah bumi sudah sangat kental dikenal dengan tradisi islam jawa, dan kebanyakan masyarakat yang melakukannya adalah orang-orang jawa yang beragama islam. Maka kebanyakan doa yang di lafalkan adalah doa-doa yang islami.

BAB III
HASIL PENELITIAN
III.1. Setting Lingkungan Antropologis
a.      Sedekah Bumi.
sedekah bumi adalah menyedekahkan hasil bumi karena telah mendapatkan hasil bumi yang memuaskan. Dengan rasa syukur maka masyarakat mengadakan ritual sedekah bumi(wawancara, 29 Mei 2012).
b.      Kapan dan Dimana Sedekah Bumi Dilakukan.
sedekah bumi biasanya dilaksanakan selama satu tahun sekali, setelah memanen hasil bumi. Tempatnya tidak pasti, tergantung pada kesepakatan masyarakat, bisa dilaksanakan di masjid, sendang, laut, gunung, ataupun di rumah pamong).
c.       Siapa Pelaku (Pelaksan) Dalam Sedekah Bumi.
Sedekah bumi dilaksanakan secara serempak oleh masyarakat desa, dengan di pimpin oleh sesepuh ataupun pemuka agama desa (wawancara, 29 Mei 2012).

III.2. Kehidupan Keseharian Dari Aspek Budaya Subyek
Dusun Kalongan, Desa Lawak, merupakan daerah pinggiran di Kabupaten Lamongan tepatnya di Kecamatan Ngimbang, dan berbatasan dengan Kabupaten Jombang. Dimana letaknya agak jauh dari pusat kabupaten. Sehingga perinsip-perinsip masayarakat desa masih sangat melekat dalam kehidupan masayarakat di dalamnya (pengamatan, 29 Mei 2012).
Mayoritas masyarakatnya berkerja sebagai petani dan menggantungkan kehidupanya pada hasil bumi (wawancara, 29 Mei 2012). Karena luwas wilayahnya sebagian besar adalah wilayah persawahan dan jauh dari pusat kota (pengamatan, 29 Mei 2012).
Sedekah bumi ini merupakan acara tahunan yang mereka lakukan untuk tanda mensyukuri hasil panen raya, dengan harapan bahwa hasil panen selanjutnya bisa melimpah ruwah. Dan tak pernah sekalipun terlintas di benak mereka untuk melewatkan ritual ini. Karena mereka bagi mereka sedekah bumi ini akan membawa berkah rejeki yang melimpah bagi mereka (wawancara, 29 Mei 2012).

III.3. Gambaran Tentang Realitas Budaya Yang Terjadi
Dalam pelaksanaan ritualnya, masyarakat berkumpul dalam satu tempat (sendang, laut, masjid, gunung, ataupun d rumah pamong). Lalu setela masyarakat berkumpul, tumpeng atau sesaji-sesaji yang telah ada, dido’ai oleh pemuka agama ataupun sesepuh desa. Setelah prosesi do’a tumpeng di buka kemudian di maakan secara beramai-ramai. Dan selesailah prosesi ritual tersebut (wawancara, 29 Mei 2012).
Setelah acara baca do’a (ritual), sudah menjadi tradisi acara sambang tilikn “orang yang lebih muda berkunjung pada oaring yang lebih tua dengan membawa makanan dan jajan-jajan, yang telah didapat dari hasil bumi. Dan tokoh-tokoh setempat pun mendapat jatah kunjungan. Dan selesailah acara sedeka bumi seutuhnya (wawancara, 29 Mei 2012).

BAB IV
ANALISIS
IV.1.  Sedekah Bumi Berdasakan Realita Dan teori
Tradisi sedekah bumi merupakan acara tahunan yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat yang tinggal di pulau jawa. Dimana tradisi itu bertujuan untuk mensyukuri hasil panen yang telah didapatkan masyarakat selama satru tahun. Karena sebagian besar wilayahnya adalah daerah persawahan, maka sebagian besar masyarakatnya bermata pencahariaan sebagai petani.
Selain para petani, sedekah bumi juga di peringati pula oleh para nelayan. Karena penghidupanya juga bergantung pada hasi yang di dapatnya dari alam, yang berupa ikan-ikan yang mereka dapat dari laut. Sehingga dapat di ambiil sebuah kesimpulan bahwasanya sedekah bumi merupakan sebuah tradisi yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada penguasa alam semesta yang telah memberikan rejeki yang melimpah dari alam.
Dari sudut pandang kebudayaan, sedekah bumi merupakan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan. Karena sedekah bumi sendiri terlahir dari sebuah gagasan atau ide manusia, untuk memberikan sesaji sebagai tanda terimakasih kepada sang penguasa alam. Kepercaan itu sendiri timbul karena manusia percaya akan adanya kekuatan supranatural yang maha besar yang mengatur segala gejala yang timbul pada alam.
Selain sebagai gagasan atau ide-ide, sedekah bumi juga menjadi sebuah nilai, norma dan peraturan di dalamnya. Sebagai sebuah nilai, norma dan peraturan, sedekah bumi menunjukan bahwa masyarakat yang melakukan sedekah bumi memiliki sebuah nilai sepiritual yang luhur, serta berpgang teguh terhadap norma dan peraturan yang telah ada. Dan sedekah bumi tersebut sudah ada sejak lama, jauh pada saat sebelum masa-masa kerajaan jawa, an sekarang sudak ber akulturasi dengangan budya-budaya yang dating dari luar. Seperti sedekah bumi berdasarkan islam, berdasarkan hindu, dan kepercayaan yang lainya.
Dalam melakukan sedekah bumi, masyarakat menyediakan sesaji dari hasil panen mereka. Bentuk sesaji yang di berikan bermacam-macam sesuai dengan aturan adat masing-masing desa atau tempat mereka. Boleh dalam bentuk, sayur, buah, atau hewan ternak. Semua hasil panen tersebut biasanya di sajikan dalam bentuk tumpeng. Kemudian tumpeng tersebut di bawa ke tempat berkumpulnya masyarakat dalam melaksanakan sedekah bumi baik itu di masjid, di sawah, balai desa, tergantung dengan kesepakatan masyarakat setempat. Yang kemudian setelah berkumpul tumpeng-tummpeng tersebut di bacakan doa, dengan dipimpin oleh sesepuh atau tokoh masyarakat desa. Kemudian ada juga yang melanjutkan dengan tradisi sambang tilik. Dan selesailah proses pelaksanaan sedekah bumi.

BAB V
KESIMPULAN
1.      Sedekah bumi merupakan tradisi tahunan yang dilakukan oleh masyarakat jawa yang tinggal di daerah pedesaan, yang sebagian besar penduduknya bergantung pada penghasilan alam, untuk mensyukuri hasil alam yang di dapatkan masyarakat selama satu tahun.
2.      Sedekah bumi telah ada sejak lam sebelum masa kerajaan-kerajaan jawa. Sebagai ide-ide atau gagasan untuk memberikan sesajisebagai rasa syukur terhadap penguasa alam semesta yang maha menentukan segala yang terjadi pada alam.
3.      Sedekah bumi dilakukan dengan cara, seluruh masyarakat berkumpul pada suatu temapat, seperti, sendang, masjid, sawah, balai desa, atau rumah pamong, atau di tempat lain yang di anggap sacral, tergantung pada kesepakatan masyarakat.
4.      Sedekah bumi dilakukan selama satu tahun sekali.
5.      Para pelaku sedekah bumi adalah seluruh masyarakat dalam sebuah desa dengan dipimpin olek sesepuh atau pemuka agama dalam desa tersebut.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda