Jumat, 13 April 2012

sebuah pendahuluan filsafat manusia

Pengertian dan ruang linkup.
Filsafat manusia atau juga bisa di sebut dengan antropologi filasafati, secara tidak langsung menyoroti pada hakekat atau esensi manusia. Oleh sebab itu, filsafat manusia berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mendasar tentang manusia, seperti: apakah hakekat manusia itu bersifat material atau sepiritual? Siapakah manusia itu dan apa kedudukannya didalam semesta raya yang luas ini? Apakah arti, nilai, atau makna dari hidup manusia itu? Apakah ada kebebasan pada hidup manusia? Sejauh mana pertanggung jawaban yang haru dipikul oleh manusia? Apakah sebenarnya tujuan asasi dari hidup manusia? Bagaimana seharusnya manusia berprilaku? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang lainnya.
                Filsafat manusia itu sendiri merupakan bagian (cabang) dari system filsafat, yang secara metodis ia memiliki kedudukan yang setara dengan cabang-cabang yang lainnya, seperti etika, kosmologi, epistemology, filsafat social, dan estetikadan bahkan bila di bandingkan dengan ilmu-ilmu tentang manusia, seperti (antropologi dan psikologi). Tetapi secara ontologis ia memiliki kedudukan yang lebih penting. Karena kajian dari semua semua cabang filsafat dan ilmu-ilmu tentang manusia tersebut adalah manusia yang seara spesifik menjadi objek kajian filsafat manusia.
                Berbeda dengan ilmu-ilmu tentang manusia, filsafat manusia yang menggunakan metode  sintesis dan reflektif, mempunyai cirri-ciri, eksitensi, intensif, dan kritis. Penggunaan metode sintesis pada filsafat manusia, yaitu, mensitesiskan pengalaman dan pengetahuan ke dalam satu visi. Tampak seperti filsafat bregson tentang “daya penggerak hidup” (elan vital); filsafat Schopenhauer tentang “kehendak”; filsafat Hegel tentang “roh”;dan sebagainya. Dengan metode sintesis maka terapailah visi menyeluruh dan rasional tentang hakikat manusia.
                Metode refleksi merupakan metode yang tidak bias dipisahkan dari filsafat, termasuk filsafat manusia. Refleksi yang di maksudkan menunjuk pada dua hall: pertama, pada pertanyaan esensi suatu hal, dan yang kedua, pada proses pemahaman diri (self-undrstanding) berdasarkan pada totalitas gejala dan kejadian manusia yang sedang direnungkannya.
Cirri-ciri filsafat manusia
Bila melihat secara umum, filsafat amnesia bercirikan :
a)      Ekstensif: dapat kita saksikan dari luasnya jangkauan atau menyeluruhnya objek kajian yang di geluti oleh filsafat.
b)      Intensif (mendasar): filsafat adalah kegiatan intelektual yang hendak menggali inti hakikat (esensi), akar, atau struktur dasar, yang melandasi segenap kenyataan.
c)       Kritis: karena tujuan filsafat manusia pada taraf ahir tidak lain adalah untuk memahami diri sendiri maka hal apa saja yang seara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pemahaman diri manusia, tidaka luput dari kritik filsafat.
Manfaat mempelajari filsafat manusia.
                Secara praktis filsafat manusia bukan saja berguna untuk mengetahui apa dan siapa manusia secara menyeluruh, melainkan juga untuk mengetahui siapakah sebebnarnya diri kita di dalam pemahaman tentang manusia yang menyeluruh itu. Manfaat yang lainya mempelajari filsafat manusia adalah mencari dan menemukan jawaban tentang pertannyaan tentang siapakah manusia itu. 

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda